Negara yang Menjadikan Bahasa Jawa Sebagai Bahasa Sehari-hari Administrator March 17, 2023

Negara yang Menjadikan Bahasa Jawa Sebagai Bahasa Sehari-hari

Beberapa negara lain menjadikan bahasa Jawa sebagai bahasanya, meski bahasa Jawa merupakan bahasa yang biasa digunakan di negara Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah, seperti Medan, Batak, Sunda dan masih banyak lagi.

Pulau Jawa sendiri merupakan pulau terbesar dengan penduduk yang cukup banyak, masyarakat Jawa juga pindah ke pulau lain. Tidak heran jika kalian bepergian pasti ada orang Jawa, biasanya mereka transmigran, pedagang atau lainnya. Bahasa Jawa dikenal karena keunikannya bahasanya logat, halus dan kasar.

Berikut Negara yang Menggunakan Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa kesehariannya: 

1. Republik Suriname

Suriname merupakan negara Republik yang terletak di Benua Amerika, tepatnya di bagian Timur Laut Amerika Selatan. Republik Suriname dulunya bernama Guiana Belanda atau Guyana Belanda karena bekas jajahan Belanda. Pada 25 November 1975, negara ini memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda dan diganti menjadi Suriname.

Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa. Keberadaan orang Jawa di negara yang berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat ini karena dibawa oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda (sekarang Indonesia) antara tahun 1890-1939 untuk bekerja. Hingga saat ini orang-orang keturunan Jawa tinggal di sana dan menjadi warga negara Suriname serta masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

2. New Caledonia

New Caledonia adalah sebuah wilayah yang berstatus jajahan sui generis Perancis yang terletak di Samudra Pasifik bagian selatan dengan ibukotanya yang bernama Noumea. Penduduk asli pulau ini adalah suku Kanak dari ras Melanesia. Migrasi orang jawa ke Kaledonia juga sama dengan kepindahan orang jawa ke Suriname. Migrasi pertama orang Jawa ke New Caledonia terjadi pada tahun 1896, yaitu ketika 170 keluarga Jawa yang dipekerjakan dan mendarat di pelabuhan kota Noumea, karena Prancis meminta buruh untuk pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru. 

Diperkirakan, saat ini sekitar 7000 hingga 11.000 orang keturunan berbagai etnis Indonesia tinggal di Kaledonia baru.  Perpindahan orang Jawa di Kaledonia Baru juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

3. Kepulauan Cocos

Kepulauan Cocos (Keeling) adalah kepulauan yang terdiri dari dataran rendah berkarang koral. Kepulauan ini sekarang merupakan wilayah teritorial Australia. Mayoritas penduduk pulau ini adalah orang Melayu, yang mana mereka sehari-hari berbicara dalam bahasa Melayu. Di dalam logo kepulauan tersebut terdapat tulisan berbahasa Melayu: “Maju Pulau Kita”. Dari keseluruhan orang melayu ini, tak sedikit dari mereka yang berasal dari etnis Jawa. 

Saat itu, kepulauan tersebut tidak berpenghuni dan Keeling maupun pelayar lainnya tidak berusaha untuk menempatinya hingga abad ke-19. Banyak juga wayang-wayang di Pulau Cocos ini dibuat dengan menggunakan bahan kulit ikan hiu yang sudah dikeringkan. Saat ini kepulauan Cocos menjadi destinasi wisata yang diminati di Australia dengan khas suasana islami yang amat kental.

4. Belanda

Belanda menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa. Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat. 

Belanda adalah sebuah negara peserta Kerajaan Belanda, yang terdiri dari 12 provinsi di Eropa Barat Laut, dan tiga pulau di Karibia.Negara. Sejarah mencatat, Belanda adalah negara yang menjajah Indonesia selama 350 tahun. Kehadiran orang Jawa di negeri Kincir Angin itu dibawa oleh pemerintah kolonial dari pulau Jawa untuk dipekerjakan. Bahasa Jawa yang dipakai para pekerja ternyata menarik minat orang Belanda untuk dipelajari.

5. Malaysia

Orang-orang Jawa yang berada di Malaysia sudah menjadi warga negara di sana. Mereka adalah generasi ketiga keturunan orang Jawa yang pergi ke Malaysia pada 1900 untuk mencari pekerjaan yang layak. Meski sudah menjadi warga negara Malaysia, orang Jawa di sana masih menggunakan bahasa Jawa. Mereka sebagian tinggal di kawasan Sepang, Kuala Selangor, Banting, Tanjung Karang, dan Sabak Bernam.

Di  negara bagian Selangor dan Johor, warga suku Jawa berjumlah hampir 20% dari total populasi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini merupakan generasi ke empat atau lebih. Beberapa wilayah di Johor bahkan bernama Parit Jawa, di mana suasana bahasa Jawa di sana sangatlah kental.

Jadi, bagaimana nih? Apakah kamu merasa bangga, bahasa Jawa diakui secara internasional dan memiliki nilai yang penting dalam skala global? Yang pasti, kita sangat bangga. Terlepas dari itu, tentunya upaya untuk menjaga dan melestarikan bahasa Jawa juga tetap menjadi tugas penting bagi masyarakat Jawa untuk mencegah hilangnya identitas budaya dan bahasa daerah yang berharga.

Write a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *